Guest Book
Guest Book

Minggu, 31 Juli 2011

Bolehkah aku melihat senyummu? (part 3)

Air mata Shiena mengucur deras setelah mendengar kata-kata dari Satria. Shiena beranjak pergi dari rumah Satria. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Satria memang buta. Ia mencoba lari adri kenyataan yang ia terima. Shiena lalu berusaha untuk menyibukkan dirinya dengan pekerjaan barunya sebagai seorang penulis. Karirnya begitu cemerlang, sudah tidak ada lagi Satria di pikirannya. Suatu hari, ia pergi untuk makan siang disebuah café di mall dekat kantornya yang kebetulan juga dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta. Tiba-tiba ia melihat gadis kecil yang terlihat duduk sendirian. Shiena menghampiri gadis kecil itu.
“Adek duduk sendirian? Siapa nama adek?”
“Ghea kak”
“Mana orang tua dedek?”
“Ayah lagi ke toilet kak. Kalo mama lagi mau mbeliin tiket pesawat buat kakak”
“Kakaknya Ghea mau pergi kemana emangnya?”
“Kakak mo pergi ke Paris kak. Dia mau nglanjutin hidupnya disana. Kasian kakak”
“Emangnya kakak Ghea kenapa?”
“Dulu kakak itu cowok yang banyak disukai sama wanita. Tapi gatau kenapa, kakak lebih milih wanita penyanyi café itu. Padahal dia buta. Setiap hari semenjak pertemuannya dengan kakak itu, kakakku selalu bercerita tentangnya. Kata kakak, wanita itu gadis yang kuat. Ia tidak pernah menyerah dengan keadaannya. Banyak orang yang iri dengan wanita itu. Katanya dia nggak pantes buat kakakku. Tapi kakak berpikir beda, ia merasa jika wanita itu ialah orang yang tepat untuk menemani dia selama hidup di dunia ini. Sampai suatu hari, kakak punya sebuah permintaan kepada wanita itu jika saatnya nanti wanita itu bisa melihat, maka kakak akan memintanya untuk menikah dengan kakak. Akhirnya kakak membulatkan tekadnya untuk memberikan kedua kornea matanya untuk wanita itu. Tapi apa balasannya? Saat wanita itu mencari kakak dan menemuinya, ia malah menolak mentah-mentah kakakku karna ia buta, ia tidak tahu seberapa besar pengorbanan kakak untuknya. Ia tidak tahu bagaimana dulu kakak menerima apa adanya wanita itu. Ia pergi meninggalkan kakakku. Kakakku itu hebat. Ia tetap mencintai wanita itu walaupun dia sudah tidak mau menerimanya lagi. Tapi sekarang kakak akan berangkat ke luar negeri, aku harap kakak bisa hidup bahagia disana, oh iya kakak juga belum sempat ketemu dengan wanita itu, tapi jika suatu saat aku menemukannya, aku ingin menyampaikan pesan kakak kepadanya yaitu agar menjaga baik-baik mata kakakku yang indah itu..”
“Kalo boleh kakak tau, siapa nama kakak Ghea?” kata Shiena dengan mata berlinang air mata
“SATRIA”



Sesegera Shiena berlari ke mobilnya dan langsung menuju Bandara. Tidak ada lagi yang ia pikirkan selain dapat menaha Satria untuk tidak pergi. Dalam hatinya ia berkata “Begitu jahatnya aku? Kenapa aku begitu bodoh? Kenapa aku tidak menyadari akan semua hal ini?”
Shiena tidak menyangka jika Satria berkorban begitu besar untuk kebahagiannya. Sesampainya di Bandara ia berlari kesana kemari mencari tempat dimana para penumpangnya akan menuju ke Paris beberapa menit lagi. Ia hampir putus asa saat ia tidak menemukan Satria ada disana, sampai detik-detik terakhir ia melihat Satria yang dituntun oleh mamanya. Lalu ia menghampiri Satria dan mamanya lalu berlutut dihadapan Satria dan meminta maaf
“Satriaa .. maafin aku ! aku memang wanita yang tak tau terimakasih, aku bodoh karna aku tidak menyadari bahwa kaulah yang mendonorkan kornea matamu untukku”
“Shienaaa, sedang apa kau disini? Bangunlah !” kata Satria sambil memegang tangan Shiena dan memintanya untuk bangun.
“Aku tau Satria, aku nggak berhak untuk tetap menahanmu disini. Tapi, bolehkah aku untuk melihat senyummu yang terakhir kali ini saja sebelum kita berpisah?” kata Shiena
“Ayo Satria, sebentar lagi pesawatnya akan take off” kata mama Satria
“Satria nggak mau pergi ma! Satria mau disini aja sama Shiena.”
“Satriaaa? Apa yang kamu pikirkan? Gadis ini sudah menyia-nyiakan kamu”
“Aku ikhlas jika kamu pergi, Satria”
“Mama, Shiena .. Satria nggak mau pergi”
“Terserah kamu saja Satria, kamu memang keras kepala” jawab mama Satria dengan nada pasrah
“Shiena … masihkah berlaku janji kita berdua dulu?”
“Satriaaaaa” kata Shiena sambil memeluk Satria
“Maukah kau menikah denganku Shiena?”
“Tentu Satria, dengan senang hati. Aku akan melakukan apa yang kamu lakukan dulu terhadapku. Terimakasih Satria karna kau sudah menerimaku kembali. Let me have the chance to be your eyes, Satria. I love you so much”

-END-



Kalian tahu apa yang bisa diambil dari cerpen ini? CINTA NGGAK BUTUH MATA UNTUK MELIHAT ! HANYA BUTUH HATI UNTUK MERASAKAN 

0 komentar:

Posting Komentar