Beberapa saat kemudian …
“Sayang, lihat itu ! ada bintang jatuh, ayo make a wish” kata Bryan
“HA? Itu lelucon jaman kapan Bryan?”
“Udah deh buruan, tapi dalam hati ngomongnya” sahut Bryan
“Sayang, kalo boleh tau tadi kamu minta apa?” kata Inka
“Aku minta supaya kita tetap terus seperti ini sampai akhir” jawab Bryan
Tiba-tiba air mata membasahi wajah cantiknya .. Bryan shock melihat Inka menangis, lalu …
“Sayang, aku salah ya ngomong gitu?” kata Bryan sedikit bersalah
“Enggak kok sayang, aku bahagia aja bisa duduk disini sama kamu. Aku nggak nyangka kamu baik banget sama aku” kata Inka
“Ya udah, jangan nangis lagi ya. Kan aku masih disini” sahut Bryan sambil mengusap airmata di wajah Inka
“Terima kasih Bryan”
“Iya sayaaang”
Hati Inka rasanya begitu sakit apabila Ia melihat Bryan. Ia tidak tega mengatakan bahwa ini adalah pertemuan terakhir mereka. Ya, sebentar lagi Inka akan pergi ke Singapura.
“Sayang, pulang yuk. Udah malem nih, entar dicariin mamah kamu lagi” kata Bryan
Tiba-tiba Inka memeluk Bryan dengan eratnya dan menangis sesenggukan di pelukannya. Maka tambah heranlah kekasihnya itu.
“Kamu kenapa sih sayang? Aku mbikin salah ya?”
“Kamu nggak salah sayang. Aku yang salah. Maaf”
“Ngomong apaan sih kamu? Nggak ada yang salah kok. Buruan naik gih” jawab Bryan
Di dalam perjalanan, Inka memeluk Bryan dengan begitu kencangnya seakan-akan ia tidak rela jika malam itu mereka harus berpisah. Sesampainya didepan rumah Inka ….
“Sayang, aku punya sesuatu untukmu”
“Apaan? Penasaran nih!” sahut Bryan
“Bentar ya, aku ambil ke rumah dulu, kamu jangan pulang dulu”
“Iyaaaa” jawab Bryan. Sesaat kemudian Inka datang dengan membawa sekotak bingkisan
“Nih buat kamu, maaf aku nggak bisa ngasih yang lebih. hehe” kata Inka
“Aku yang minta maaf sayang, aku malah nggak bisa kasih apa-apa ke kamu”
“Nggak papa sayang, kamu disisiku selama ini udah merupakan sebuah hadiah terindah yang kamu beri”
“ehehe jadi malu. Yaudah sana buruan masuk”
“Iyaiya .. kamu hati-hati dijalan ya. Nggak usah ngebut-ngebut”
“Oke deh sayangkuu” jawab Bryan
Tiba-tiba Inka mencium pipi Bryan, kekasihnya itupun kaget. Pipinya langsung memerah
“Bye sayang” kata Inka sambil menuju ke dalam rumah
“Bbbbb .. byeeeee” sahut Bryan
Selama perjalanan menuju rumah, senyum indah tampak menghiasi wajah Bryan. Tetapi berbeda halnya dengan Inka. Di kamar, ia menangis dengan kencangnya. Pagi harinya saat matahari sudah terbit begitu tingginya, Bryan sesegera tebangun dan langsung mencari HP’nya untuk menelpon kekasihnya itu. Akan tetapi nomer Inka tidak aktif. Bryan berpikiran bahwa mungkin Inka masih tidur. Karna kebiasaan Inka ialah mematikan HP saat masih tertidur. Teringatlah Bryan akan bingkisan yang Inka berikan malam tadi. Isinya berupa sebuah jaket dan tampak sebuah surat diatasnya. Bryan tampak senang dengan pemberian Inka ini, saat membuka isi suratnya senyum Bryan berubah menjadi derai air mata.



0 komentar:
Posting Komentar